Friday, June 15, 2012

KRITERIA MANAJER PROJECT YANG BAIK


Project manajer adalah orang yang bertugas untuk merencanakan, mengelola, mengatur, dan mengawasi jalannya proyek yang sedang berjalan agar proyek tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Seorang manajer proyek harus bisa mengatur bawahan-bawahannya agar dapat menyelesaikan proyek yang dikerjakan tepat waktu dan sesuai target dan anggaran yang direncanakan. Manajer proyek memiliki otoritas untuk member peringatan kepada bawahannya jika melakukkan kesalahan sehingga dapat membahayakan proyek atau memperlambat proses pengerjaan proyek yang dikerjakan. Manajer proyek bertanggung jawab atas kelancaran proyek itu sendiri, tanggung jawab kesesuaian proyek, tanggung jawab anggaran proyek, dan lainnya.

Berikut adalah job-description seorang proyek manajer:

·         Menyusun dan mengembangkan perencanaan strategis TI dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
·         Menyesuaikan rencana strategi TI dengan rencana dan strategi dan rencana perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran usaha.
·         Menganalisa, mengkaji dampak positif dan negative perkembangan dan tren TI terhadap strategi perusahaan sebagai landasan bagi penetapan dan penyusunan rekomendasi pengembangan TI secara korporat
·         Menyusun rancangan anggaran rumah tangga TI dan mengawasi penggunaan dan realisasinya. Memastikan bahwa asset perusahaan dikelola dengan bertanggungjawab.
·         Membangun dan mengelola hubungan dengan vendor pembelian hardware dan software
·          Mengkoordinir tim TI dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi TI.
·         Membangun suatu pendekatan arsitektural aplikasi perusahaan secara korporat dan selalu mengupdate informasi dan pengetahuan tentang perkembangan TI yang mutakhir.
·         Mendorong tim untuk selalu meningkatkan kinerja, skill dan kompetensi melalui training intern maupun ekstern.
·         Melakukan review dan evaluasi pada setiap implementasi proyek TI
·         Memastikan integritas system atau aplikasi korporat yang telah dibangun dan pencapaian target penyelesaian proyek tepat waktu.


sumber : http://www.hrcentro.com/job_deskripsi/JOB_DESCRIPTION_IT_MANAGER_090105.html
              http://blog.uad.ac.id/amri91/2011/12/26/my-job-description-as-project-manager/

COCOMO (Constructive Cost Model)


COCOMO (lucu ya namanya) biar lucu begini tapi memiliki definisi yang sangat berat. COCOMO adalah kepanjangan dari Constructive Cost Model atau dapat di bahasa Indonesia-kan menjadi Pemodelan Konstruktif Biaya. Model yang merupakan sebuah kombinasi dari estimasi parameter persamaan dan metode pembobotan. Maksudnya model ini menggunakan dasar regresi formula, dengan parameter yang berasal dari data historis dan karakteristik proyek proyek saat ini. Cocomo merupakan sebuah model – model untuk memperkirakan usaha, biaya dan jadwal untuk proyek-proyek perangkat lunak. COCOMO pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 Barry Boehm.
COCOMO sendiri memiliki sejarah perkembangannya. Pertama kalinya COCOMO dibuat oleh Barry Boehm dengan tujuan untuk mengestimasi biaya, usaha, dan jangka waktu/jadwal untuk proyek-proyek pengembangan perangkat lunak. Pada tahun 1981,Barry Boehm memperkenalkan hirarki model estimasi PL dengan nama COCOMO, design ini dikenal dengan nama COCOMO81. Pada tahun 1990, muncul suatu model estimasi baru yang disebut dengan COCOMO II. Secara umum referensi COCOMO sebelum 1995 merujuk pada original COCOMO model yaitu COCOMO 81, setelah itu merujuk pada COCOMO II.
COCOMO memiliki jenis yang berbeda di tiap masing-masing perkembangannya seperti di bawah ini:
·         Basic (COCOMO I 1981)
  •       Menghitung dari estimasi jumlah FP dan LOC; FP = suatu unit pengukuran untuk keterhubungan dan keterkaitan antar prosedur, fungsi dan lingkungan SW

·         Intermediate (COCOMO II 1999)
  •       Menghitung dari besarnya program dan “cost drivers” (faktor-faktor yang berpengaruh langsung kepada proyek), spt: hardware, personnel, dan atribut-atribut proyek;

·         Advanced
  •       Memperhitungkan semua karakteristik dari “intermediate”  di atas dan “cost drivers” dari setiap fase (analisis, design, implementation, etc) dlm SW life cycles; 
sumber: http://d13llo.blogspot.com/2012/04/cocomo-constructive-cost-model.html
             http://fendy-studentsite.blogspot.com/2012/04/cocomo-constructive-cost-model.html
             http://haryanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16702/COCOMO.ppt

MENGAPA SOFTWARE OPEN SOURCE?



Sebelum kita memberi alasan mengapa kita memakai software open source, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai definisi open-source, karena masih banyak oknum yang belum mengerti secara jelas (termasuk saya) apa itu sebenarnya open-source. Mari kita tanya sang dukun online Google. Jadi setelah saya mengetikkan kata kunci ‘open-source adalah’ akan banyak sekali informasi tentang open source dari blog milik orang lain. Seperti dalam web http://www.panduaji.net mengatakan bahwa Pada dasarnya open source adalah sebuah SISTEM kerja yang terbuka. Sehingga memungkinkan siapa saja untuk ikut andil di dalamnya sebagai kontributor.   
Dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak open-source itu adalah software yang sengaja dibuat oleh komunitas tertentu dan disebar-luaskan dengan source code yang sengaja terbuka, yang jadi pertanyaan kenapa source code pada software open-source dibuka? Sebenarnya mudah saja menjawab pertanyaan itu. Bgini, OPEN SOURCE = SUMBER TERBUKA, SOURCE CODE = CODE TERBUKA, jadi dari nama jenis software-nya saja sudah bisa dijawab mengapa source-code dibuka. SALAH, itu hanya becanda. Jadi alasan mengapa source code pada open source dibuka (ini serius), adalah untuk kebebasan berkarya para programmer untuk mengembangkan software tersebut menjadi lebih baik, pada dasarnya open-source sendiri tercipta berdasarkan kebebasan berkarya programmer. Jadi pemakai open source yang mengembangkan software itu akan member kontribusi langsung kepada pembuat software. Perlu diketahui bahwa open-source tidak harus gratis, jadi jika anda sudah cukup jago membuat software dan butuh uang jajan, maka oke-oke aja jika anda memasang bandrol harga pada software open source yang anda buat.
                Sebagai anak komputer, secara moral kita dianjurkan memakai software open source ini. Mengapa? Sudah jelas alasannya, yaitu untuk mengasah skill programming kita sendiri, disini kita dituntut secara tidak langsung untuk member kontribusi pada software open-source ini, dalam bentuk apa kontribusi-nya? Jelas dalam bentuk pengembangan software tersebut menjadi lebih baik, lebih maksimal, lebih efektif, lebih user friendly, dan lebih-lebih yang lainnya. Pengembangan software ini bukan hal yang mudah (kecuali bagi sang expert), kita harus memahami source-code pada software ini, menganalisa alur-nya, dan sebagainya. Logika, pemahaman bahasa programming, dan keterampilan sangat dibutuhkan dalam proses mengembangkan software ini.
                Seperti semua hal yg ada di dunia, semua memiliki kekurangan dan kelebihan, apapun itu. Begitu juga dengan software open source ini, tentu saja memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Berikut kekurangan serta kelebihan open source yang akan saya beberkan dibawah ini.
Kekurangan Open-Source menurut http://www.softholic.net :
·         GUI dari software biasanya kurang memuaskan untuk user yang awam.
·         Terkadang ada beberapa software open source yang tidak bisa menggantikan jenis software berbayar.
·         Software open source biasanya kurang diminati oleh user awam karena biasanya sulit dalam instalasi atau penggunaan.

Kelebihan Open-Source menurut http://www.softholic.net :
·         Software open source yang biasanya dikembangkan oleh komunitas atau institusi non profit juga memiliki kemampuan yang sangat powerfull karena software dikembangkan secara bersama-sama sehingga masalah atau bug pada software cepat teratasi.
·         Fitur dan kemampuan software open source sangat kompleks dan banyak karena bisa dikembangkan oleh siapa saja tanpa terkecuali.
·         Software open source berlisensi GPL sehingga user tidak dikenakan biaya untuk mempergunakannya.

Sunday, November 13, 2011

Menyelesaikan masalah dengan metode linear programming, dan merealisasikannya dgn Microsoft Excel.



V-CLASS - SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPEAK)
JULIUS FERNANDO/11108093/3KA06

Seorang pemborong akan membuat dua macam tiang yang terbuat dari bahan beton. Tiang I memerlukan campuran 2 sak semen dan 3 karung pasir, sedangkan tiang II memerlukan campuran 1.5 sak semen dan 2 karung pasir. Pemborong tersebut memiliki persediaan 15 sak semen dan 21.5 karung pasir. Formulasikan dan selesaikan masalah ini !

Jawab:

Bahan (beton)
Tiang 1
Tiang 2
Persediaan
Semen (sack)
2
1.5
15
Pasir (kantung)
3
2
21.5

X1 = TIANG 1
X2 = TIANG 2
Persamaan linier yang didapat :

2X1 + 1.5X2 = 15
3X1 + 2X2 = 21.5

Pemecahan masalah :
ü  Mencari nilai X2 (eliminasi X1)
2X1 + 1.5X2 = 15       | x 3 |              6X1 + 4.5X2 = 45
3X1 + 2X2 = 21.5       | x 2 |              6X1 + 4X2    = 43     
                                                                        0.5X2 = 2
                                                                        X2 = 2/0.5 = 4

ü  Mencari X1 (subtitusi nilai X2)
3X1 + 2X2 = 21.5       è        3X1 + 2(4) = 21.5
                                                3X1 + 8 = 21.5
                                                3X1 = 21.5 – 8 =13.5
                                                X1 = 13.5/3 = 4.5

Dari perhitungan di atas, dapat kita definisikan nilai X1 = 4.5 dan nilai X2 = 4
Jika kita melihat dalam tabel di atas maka akan dapat kita tarik kesimpulan :

ü  Tiang 1 : Menghabiskan 2(4.5) = 9 sack semen; dan 3(4.5) = 13.5 kantung pasir
ü  Tiang 2 : Menghabiskan 1.5(4) = 6 sack semen; dan 2(4) = 8 kantung pasir
Total keseluruhan penggunaan sack semen untuk tiang 1 dan tiang 2 yaitu :
9 + 6 = 15 (sack semen)

Total keseluruhan penggunaan kantung pasir untuk tiang 1 dan tiang 2 yaitu :
13.5 + 8 = 21.5 (kantung pasir)


Perealisasian perhitungan dengan Ms.Excel
Langkah pertama untuk pembuatan perhitungan X1 dan X2 pada ms.excel yaitu pembuatan tabel awal terlebih dahulu.


Kemudian buat tabel terpisah untuk nilai X1 dan X2. Masukkan formula perhitungan untuk X1 terlebih dahulu dengan formula perhitungan eliminasi. Formula untuk perhitungan eliminasi adalah : (D2-(C2*4))/B2


Setelah selesai menghitung nilai X1, kemudian tentukan perhitungan X2 dengan menggunakan formula untuk metode perhitungan subtitusi :
((D2*3)-(D3*2))/((C2*3)-(C3*2))


Setelah nilai X1 dan X2 sudah ditentukan, selanjutnya buat tabel kesimpulan untuk mengetahui jumlah total penggunaan bahan-bahan untuk pembuatan tiang 1 dan tiang 2 (X1 dan X2) secara terpisah agar dapat dimengerti dengan mudah.


Kemudian kerjakan formula satu-per-satu mulai dari penggunaan semen pada bahan tiang 1 (X1). Formula yang di isi cukup dengan mengalikan nilai bahan semen yg telah di isi pada tiang 1 (B2) dengan nilai X1 pada tabel sebelumnya (A8).


Begitu pula dengan perhitungan penggunaan kantung pasir pada tiang 1 (X1).


Untuk tabel penggunaan keseluruhan bahan semen dan pasir pada tiang 2 (X2), perhitungan yang di pakai hamper sama dengan perhitungan pada penggunaan bahan tiang 1 (X1). Hanya saja berbeda pada kolom yang akan dihitung pada formulanya. Lihat gambar di bawah.



Lalu pada jumlah kantung pasir, pengisian formulanya hanya berbeda pada kolom C2 diganti menjadi C3, karena kolom C3 adalah nilai tetap jumlah kantung pasir (lihat tabel pertama)


Thursday, October 20, 2011

Cyber Crime FIRE SALE Mitos atau?

CYBER CRIME “FIRE SALE” mitos atau nyata? 

      Kondisi informasi dan teknologi (IT) yang maju secara signifikan dari hari ke hari menciptakan dampak positif tersendiri bagi pengguna jasa IT. Perusahaan-perusahaan membutuhkan tim IT untuk menciptakan Otomatisasi perkantoran (Office automation) yang memudahkan para pegawai perkantoran dapat melakukan tugas-tugas mereka lebih mudah, cepat, dan effisien. Kemajuan IT yang pesat juga berdampak bagi individual perorangan. Kemajuan pada kemudahan kita dalam berkomunikasi berkembang bahkan kurang dari 15 tahun. Bayangkan perangkat-perangkat komunikasi 10 tahun yang lalu, masyarakat masih menggunakan perangkat telfon genggam yang super besar dan biaya untuk berkomunikasi-pun sangat mahal, sehingga hanya orang-orang tertentu yang memiliki teknologi telfon genggam tersebut. Internet-pun pada saat itu sangat jarang, sehingga untuk mencari informasi yang kita butuhkan tidak semudah sekarang.

         Kemajuan pesat pada bidang IT membuktikan bahwa kemajuan berfikir manusia secara logika berkembang pesat pula. Ada banyak jejaring social yang memudahkan kita berbagi apapun pada satu website jejaring social. Mulai dari berbagi foto, music, video, bahkan berbagi informasi yang penting. Secara tidak langsung, kita sudah berbagi informasi diri kita sendiri kepada dunia. 

        Namun, banyak juga orang-orang yang berfikiran atau bahkan sudah melakukan pemanfaatan situasi canggih skarang ini untuk keuntungan pribadi. Kita mengenal cyber crime atau kejahatan dalam dunia maya. Kriminalitas yang dilakukan dalam jejaring, apapun bentuk jejaring tersebut. Banyak kasus pembobolan akun jejaring social, bahkan pembobolan e-mail pribadi, dan yang lebih kritis pembobolan server komputer-komputer perusahaan besar. Bayangkan kerugian yang kita berdampak pada kita, dan bayangkan juga kerugian yang berdampak bagi perusahaan yang telah di retas data-datanya. Peretas kan memanfaatkan situasi tersebut untuk keuntungannya sendiri. Motif kejahatan ini umumnya dilakukan oleh peretas yang di sewa oleh saingan usaha yang tidak bersain secara sportif, biasanya informasi-informasi yang di retaskan sangat bermanfaat untuk menjatuhkan sebuah perusahaan. Lalu apa jadinya jika satu Negara yang di retas mulai dari system keamanan informasi (keuangan, telekomunikasi, dll), system arus lalu lintas (transportasi), dan system pertahanan nasional-nya (persenjataan negara)? Para ahli peretas menjuluki kejahatan tersebut Fire Sale.

       Fire Sale sebenarnya berdefinisi Penjualan barang dengan diskon besar-besaran, biasanya penjualan tersebut akan diadakan menjelang kebangkrutan usaha atau perpindahan jenis usaha. Istilah ini pada awalnya muncul karena didasarkan penjualan barang akibat kebakaran hutan. Fire sale bukanlah obral biasa, fire sale sendiri maknanya lebih condong ke penjualan terakhir, sampai batas persediaan habis[1]. Jika kita telusuri kembali arti fire sale dalam terjemahan cyber crime, mungkin bisa kita artikan membakar habis satu system yang terintegrasi dengan system lainnya, yang menimbulkan efek terbakarnya system yang lain, kemudian mengambil keuntungan dalam situasi kacau tersebut. Motif fire sale mungkin saja awal dari sebuah sabotase negara, terorisme, atau tidak menutup kemungkinan penguasaan dunia.

        Fire sale hanya membutuhkan 3 titik inti untuk dilumpuhkan pada suatu Negara sehingga Negara tersebut mengalami bencana kekacauan sistematis (systematic chaos). Kita pernah mengalami systematic chaos pada awal millennium tahun 2000 lalu, yang kita kenal dengan istilah Y2K. Fire sale sangat berbeda dengan Y2K, karena peristiwa Y2K adalah murni alami, bukan sebuah perencanaan. Sedangkan fire sale jelas sebuah rencana besar untuk membagun ulang sebuah system yang akan dikuasai sepenuhnya oleh pelakunya. Kembali ke 3 titik inti yang akan diserang oleh peretas fire sale, ketiga titik tersebut yaitu: (1) Sektor transportasi yang mencakup system lampu merah lalu lintas, penunjuk jalan digital, dll, (2) sector pelayanan public dan keamanan, yang mencakup telekomunikasi, data sensus, data kemanan, bahkan pengendalian langsung persenjataan negara, dan (3) Sektor financial Negara, jelas mencakup keuangan Negara serta inventory financial lain milik Negara. 

       Dibutuhkan peretas yang sangat ahli dan berpengalaman dalam melakukan Fire Sale, karena peretasan system nasional bukan lah hal yang mudah. Akan ada banyak algoritma yang beraneka ragam dan untuk meng-enkripsi data-data rahasia Negara. Tentu saja pakar IT pemerintah bukan orang sembarangan yang hanya bisa mengoperasikan dan menguasai beberapa algoritma “saja”. Akan tetapi pemerintah juga harus memperhatikan kualitas pekerja departemen IT Negara-nya, karena faktor perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat maka secara otomatis akan banyak juga celah bagi peretas-peratas yang sudah mengetahui perkembangan teknologi yang akan dipakai atau yang akan menjadi “trend”.

     Kembali pada ketiga titik inti yang menjadi sasaran fire sale, yaitu:
   (1) Sector Transportasi; jika terserang oleh peretas maka akan ada banyak kekacauan lalu lintas dimana-mana. Bayangkan saja jika lampu merah Ibu kota Jakarta kita diretas oleh pihak tidak bertanggung jawab, bayangkan saja Deadlock pada operasi computer kita tetapi terjadi di tengah persimpangan jalan raya besar dimana mobil-mobil mati langkah. Mungkin sebelum terjadi deadlock jalan raya ini, sudah terjadi kecelakaan sebelumnya? Apapun bisa terjadi.

  (2) Sector Pelayanan dan Keamanan Publik; yang terserang peretas akan menjadi bencana yang sangat ampuh untuk melumpuhkan sebagian Negara. Seandainya system telekomunikasi diretas, maka bagian yang paling mudah ditebak adalah putusnya jaringan telfon, atau mungkin jaringan internet, bisa saja peretas mematikan kedua jaringan. Bukan hanya telekomunikasi, pelayanan public juga mencakup pelayanan energy listrik, air, dsb. Bisakah kita hidup tanpa adanya listrik? Atau kacaunya pemanfaatan tenaga air (PLTA)? Sama saja kembali ke zaman prasejarah. Kemudian peretas akan menyerang keamanan public  sekaligus nasional. Keamanan akan sangat berbahaya, bisa dikatakan senjata yang kita beli akan menyerang kita sendiri dikarenakan system yang telah diretas dan dikuasai oleh peratas, atau kemungkinan terburuk adalah peretas meluncurkan serangan kepada Negara lain melalui system keamanan nasional kita, dan sudah pasti akan memancing perang antar Negara, bahkan perang dunia.

   (3) Sector financial Negara; menjadi target terakhir Fire Sale. Alasan yang cukup logis, karena jika kedua langkah di atas berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka secara otomatis pemerintah akan mengesampingkan prioritas keamanan financial Negara. Pada saat itulah si peretas ini meluncurkan aksinya untuk membobol uang Negara dengan mudah, bahkan mungkin tanpa di sadari oleh pemerintah atau pihak berwenang di bidang financial tersebut. Apa yang bisa diharapkan dari Negara yang sudah porak-poranda dan bangkrut pula?

Akan tetapi banyak pakar yang menentang teori Fire Sale ini, teori cyber crime yang penuh kontroversi di kalangan peretas. Banyak yang berpendapat bahwa kejahatan cyber macam ini tidak mungkin terjadi karena dibutuhkan computer yang super canggih dan satu “pasukan peretas” yang ahli dalam bidang pembobolan dan algoritma yang unik dan beragam. Banyak pula peretas yang mengatakan Fire Sale hanya mitos dan tidak akan pernah terjadi. Semoga saja pendapat itu benar.

Namun saya berpendapat bahwa kejahatan cyber Fire Sale mungkin saja terjadi, kembali lagi ke faktor perkembangan teknologi yang pesat, dan kembali lagi kepada peretas-peratas yang sangat update dengan teknologi baru. Alasan-alasan itu yang mendasari pendapat saya pribadi, di tambah 2 sisi manusia, baik dan jahat. Pada saat ini saja hampir setiap hari kita mendengar tentang aneka ragam cyber crime yang terjadi, bahkan kita dapat melihat aksi para peretas yang meretas system keamanan sebuah apartement, gedung perusahaan, camera CCTV, dll di situs video terbesar. Bagaimanapun antisipasi dan pencegahan sangat diperlukan  untuk keamanan individu, kelompok, dan nasional, sebelum semuanya terlanjur terjadi.



[1] Wikipedia – Fire Sale

Sunday, October 16, 2011

Perkembangan Telematika

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TELEMATIKA
JULIUS FERNANDO
[  1 1 1 0 8 0 9 3  ]
Universitas Gunadarma

jule241289@yahoo.com


SEJARAH SINGKAT DAN PENGERTIAN
            Telematika diambil dari bahasa perancis “TELEMATIQUE” dan merupakan singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika yaitu perpaduan dari konsep Komunikasi dan Komputerisasi. Istilah telematika juga dikenal sebagai “teknologi hybrid terbaru – the new hybrid technology” yang lahir karena perkembangan era digitalisasi saat ini.
            Perkembangan ini memicu kepada perkembangan teknologi Telekomunikasi dan Informatika semakin terpadu. Namun saat ini istilah Telematika sendiri merujuk pada terpadunya perkembangan Telekomunikasi, Media dan Informatika yang semula berkembang secara terpisah.
            Terpadunya telematika dipahami sebagai “Electronic systems based on digital technology” atau “The Net”. Dalam perkembangannya istilah “media” dalam Telematika berkembang menjadi “multimedia”.
            Jadi bisa dikatakan kalau Telematika merupakan perpaduan antara teknologi Informatika, Multimedia dan Telekomunikasi yang digunakan untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem digital.

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN TELEMATIKA DI INDONESIA
            Perkembangan telematika di indonesia berkembang mulai dari hanya menggunakan telepon, radio dan telegrap. Perusahaan radio yang lahir pertama kali saat itu adalah RRI dan terus aktif dan berkembang sampai sekarang dan perusahaan telepon dikelola oleh PTT atau Perusahaan Telepon dan Telegrap.
Kemudian televisi yg badan penyiaran pertamanya lahir pada tahun 1962. Siaran percobaan yang pertama adalah untuk menyiarkan upacara kemerdekaan RI yang ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962 dari Istana Merdeka melalui microwave (bukan microwave untuk memanggang). Dan channel televisi pertama adalah TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang diresmikan sebagai hari jadi pada tanggal 24 Agustus 1962 karena saat itu TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games. Dan pada tanggal 14 November 1962, TVRI untuk pertama kalinya melakukan siaran langsung di studio dengan ukuran 9x11 meter.
 Lalu sekitar tahun 1976 mulai menggunakan satelit telekomunikasi yang ditandai dengan peluncuran Satelit Domestik Palapa milik Indonesia di Cape Canaveral, Florida pada bulan Agustus. Pada panel peluncuran terdapat tiga orang Indonesia dan perwakilan dari NASA dan Hughes. Kemudian semakin berkembang seperti yang bisa kita lihat sekarang ini dengan kemunculan mulai dari mesin faximile, telepon seluler (telepon tanpa kabel),  internet dan perangkat multimedia.

TELEMATIKA
            Bagian dari kementerian yang menangani telematika adalah Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat Ditjen Aptel) yang di pimpin oleh seorang Direktur Jenderal yaitu Ir. Cahyana Ahmadjayadi. yang berada dibawah tanggung jawab KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI INDONESIA.
Fungsi dari telematika sendiri adalah :
1.      Penyampai informasi.
2.      Sarana kontak sosial hidup bermasyarakat
Istilah telematika sering digunakan pada beberapa macam bidang, antara lain :
a.      Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
b.      Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
c.       Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Telematika di Indonesia memilki tiga peran pokok, yaitu :
  1. Mengoptimalkan proses pembangunan.
  2. Meningkatkan pendapatan.
  3. Pemersatu bangsa.

Menurut Miarso (2004) terdapat sejumlah pilihan alternatif pemanfaatan Telematika di bidang pendidikan, yaitu :
  1. E-Library
  2. E-Mail
  3. Ensiklopedia
  4. E-Bussiness
  5. Tele-education dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
  6. Pengelolaan SI
  7. Video Teleconference

Dampak-dampak yang timbul akibat penggunaan teknologi telematika telah merubah pola hidup, kerja, usaha dan bahkan merubah falsafah pada bidang tertentu. Dampak yang muncul antara lain :
  1. Penghematan penggunaan transportasi dan bahan bakar.
  2. Menghindarkan waktu-waktu yang tidak produktif menjadi lebih produktif.
  3. Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh daerah.
  4. Menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.

Referensi :